Pengobatan dengan Rukiah dan Doa
Foto oleh Matt Champlin
|
Pengobatan
dengan rukiah dan doa disyariatkan selama bacaan yang digunakan di dalamnya
berupa dzikrullah dan diucapkan dalam
dengan bahasa Arab yang dapat dimengerti. Jika kata-kata yang digunakan tidak
dimengerti, maka tidak dapat dijamin akan bebas dari syirik.
Auf bin
Malik berkata bahwa pada masa jahiliah, kami melakukan pengobatan dengan
rukiah. Lalu kami bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang
masalah ini?” Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda,
اعْرِ
ضُوْا عَلَيَّ رُقَاكُمْ. لَا بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيْهِ شِرْكٌ
“Paparkan rukiah
kalian itu kepadaku. Rukiah tidak apa-apa selama tidak mengandung syirik..” (HR.
Muslim dan Abu Dawud).
Ar-Rabi’
berkata, “Aku bertanya kepada Syafi’i mengenai rukiah. Ia menjawab, ‘Tidak
mengapa jika diambil dari Kitabullah atau dzikrullah
yang kamu ketahui.’ Aku bertanya lagi, ‘Bolehkah ahli kitab merukiah muslim?’
Ia menjawab, ‘Boleh, apabila rukiahnya diambil dari Kitabullah atau dzikrullah.’”
DAFTAR PUSTAKA
Asep Sobari, dkk. 2008. Fiqih
Sunah Sayyid Sabiq Jilid 2. Jakarta. Al-I’tishom.
COMMENTS